Mendorong Difabel Solo menjadi aktor utama perekonomian melalui pasar UMKM. (Dok. SOLOPOS) |
Solo, JatengTerkini.id - alam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional 2024, Yayasan Kota Kita, Yayasan Jala Lentera Indonesia, dan Hetero Space Solo mengadakan acara bertajuk Hari Disabilitas Internasional 2024: Ekonomi Inklusif, Kota Solo Berdaya.
Acara yang berlangsung di Pendapi Gede Balai Kota Solo pada Selasa (3/12/2024) ini bertujuan mendorong pelaku UMKM difabel untuk menjadi aktor utama perekonomian yang inklusif dan berdaya.
Pasar UMKM Difabel sebagai momentum inklusivitas
Dalam acara tersebut, pasar UMKM Difabel dihadirkan melalui berbagai stan yang menampilkan karya-karya unik hasil tangan para penyandang disabilitas.
Sebanyak 30 pelaku UMKM difabel memamerkan dan menjual produk mereka, seperti kerajinan tangan, makanan ringan, hingga fashion batik.
Para peserta merupakan binaan dari program DIVA UMKM, yang melibatkan kelompok-kelompok seperti Difabel UMKM Mandiri Solo, Perkumpulan Penyandang Disabilitas Klaten (PPDK), dan Relawan Difabel Karanganyar (Redifkra).
Nina Asterina, Perwakilan Tim Program DIVA UMKM dari Yayasan Kota Kita Solo, menyatakan optimisme bahwa pelaku UMKM difabel mampu menjadi pilar utama dalam pembangunan ekonomi yang lebih inklusif di Kota Solo.
“Harapan kami, dengan kehadiran para pemangku kepentingan, baik dari jajaran pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil di sini, acara ini dapat menjadi ruang untuk memulai percakapan yang lebih luas dan membangun kolaborasi yang lebih kokoh,” kata Nina dalam keterangan tertulisnya, Selasa (3/12/2024).
Pentingnya digitalisasi untuk UMKM Difabel
Pasar UMKM Difabel ini juga merupakan bagian dari program Dorong Inklusi dan Visibilitas UMKM Perempuan melalui Akses Digital (DIVA UMKM), yang didukung oleh Internet Society Foundation.
Program ini bertujuan meningkatkan kapasitas perempuan pelaku UMKM, terutama dalam memanfaatkan teknologi digital.
Melalui pelatihan literasi digital, pelaku usaha diajarkan branding, pengemasan produk, pemasaran digital, fotografi dan videografi produk, hingga digitalisasi keuangan.
Nina menyebutkan bahwa program ini telah menjangkau 420 perempuan pelaku UMKM dari 14 kelurahan di Solo, Karanganyar, dan Klaten.
Tantangan dan harapan pelaku UMKM Difabel
Meskipun ada banyak dukungan, pelaku UMKM difabel masih menghadapi berbagai tantangan.
Siti Karimah, Sekretaris Hore-Hore Community sekaligus pelaku UMKM difabel, mengungkapkan kendala utama yang mereka hadapi adalah keterbatasan akses terhadap pengetahuan pengelolaan keuangan, pemanfaatan teknologi, dan pengembangan usaha.
“Penting bagi kami untuk memiliki program yang mendukung kontribusi ekonomi kami di kota ini serta meningkatkan kemandirian agar tidak bergantung pada orang lain,” ujar Siti.
Komitmen pemerintah Kota Solo
Koordinator Konsultan PLUT Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Kota Solo, Teguh Wiji Setyahadi, menegaskan bahwa Kota Solo telah memiliki berbagai infrastruktur untuk mendukung UMKM difabel.
Salah satunya adalah unit pelayanan pembinaan UMKM di Solo Techno Park (STP), yang memberikan layanan gratis untuk semua pelaku UMKM tanpa terkecuali.
“Infrastruktur ini dapat dimanfaatkan seluruh masyarakat, tidak ada pengecualian. Kami memberikan layanan gratis untuk pelaku UMKM,” kata Teguh.
Acara ini diharapkan menjadi langkah awal untuk memperkuat komitmen dalam menciptakan ekosistem ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Dengan kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, pelaku UMKM difabel di Kota Solo memiliki peluang besar untuk berdaya saing dan berkontribusi signifikan dalam perekonomian lokal.